INSOMNIA
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur
berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada
kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat
bangun.
Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit
atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau
psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang
efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. Dalam terapi tersebut,
seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan
asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur
dan zat penenang lainnya untuk
bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan
ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa
obat tersebut.
v Daftar isi
1.
Diagnosa
2.
Penyebab
3.
Gejala
4.
Pengobatan
6.
Referensi
Diagnosa
Spesialis tidur kedokteran memenuhi syarat untuk mendiagnosis
berbagai gangguan tidur. Pasien dengan berbagai penyakit termasuk sindrom fase
tidur tertunda sering salah didiagnosis sebagai Insomnia.
Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian
terhadap:
- Pola tidur penderita sakit jiwa.
- Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang.
- Tingkatan stres psikis.
- Riwayat medis.
- Aktivitas fisik.
Diagnosis
berdasarkan kepada kebutuhan tidur secara individual.
Penyebab
Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu
gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan
fisik dan pemakaian obat-obatan.
Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun
usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti
kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan.
Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan
otaknya tidak lelah.
Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung
berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek
dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga.
Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka
tidak cukup tidur.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada
usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa
jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali.
Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa
belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan
pertanda dari depresi.
Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama
tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada
saatnya tidur.
Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
- Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
- Bekerja pada malam hari.
- Sering berubah-ubah jam kerja.
- Penggunaan alkohol yang berlebihan.
- Efek samping obat (kadang-kadang).
- Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer).
Gejala
Penderita mengalami kesulitan untuk tidur atau sering
terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Awal proses tidur
pada pasien insomnia mengacu pada latensi yang berkepanjangan dari waktu akan
tidur sampai tertidur. Dalam Insomnia psiko-fisiologis, pasien mungkin mengeluh
perasaan cemas, tegang, khawatir, atau mengingat secara terus-menerus
masalah-masalah di masa lalu atau di masa depan karena mereka berbaring di
tempat tidur terlalu lama tanpa tertidur. Pada insomnia akut, dimungkinkan ada
suatu peristiwa yang memicu, seperti kematian atau penyakit yang menyerang
orang yang dicintai. Hal ini dapat dikaitkan dengan timbulnya insomnia. Pola
ini dapat menjadi tetap dari waktu ke waktu, dan pasien dapat mengalami
insomnia, berulang terus-menerus. Semakin besar usaha yang dikeluarkan dalam
mencoba untuk tidur, tidur menjadi lebih sulit diperoleh. Menonton jam saat
setiap menit dan jam berlalu hanya meningkatkan perasaan terdesak dan usaha
untuk tertidur. Tempat tidur akhirnya dapat dipandang sebagai medan perang, dan
tidur lebih mudah dicapai dalam lingkungan yang asing.
Pengobatan
Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan
beratnya insomnia.
Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena
bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan
tersebut adalah normal.
Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai
beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di
kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik.
Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat
untuk mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat
anti-depresi.
Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita
dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu.
Alternatif lain untuk mengatasi insomnia tanpa obat-obatan adalah dengan terapi hipnosis
atau hipnoterapi.
Durasi tidur dan kematian
Sebuah survei dari 1,1 juta penduduk di Amerika
yang dilakukan oleh American
Cancer Society menemukan bahwa mereka yang dilaporkan tidur sekitar
7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah, sedangkan orang-orang
yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih tinggi tingkat
kematiannya. Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat meningkatkan
angka kematian
sebesar 15%. Insomnia kronis - tidur kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam
(laki-laki) juga dapat menyebabkan kenaikan sebesar 15% tingkat kematian.
Setelah mengontrol durasi tidur dan insomnia,
penggunaan pil tidur juga berkaitan dengan peningkatan angka kematian.
Referensi
1.
Mayo Clinic.Insomnia.Complications
By Mayo Clinic staff. Retrieved on May 5, 2009
2.
Rowley, James A.; Nicholas Lorenzo (7 September 2005). "Insomnia".
eMedicine from WebMD. Diakses 13-11-2008. "That insomnia is a symptom,
not a disease, is important to note; ..."
3.
"Insomnia
Behavioural and Cognitive Intervention" (pdf). WHO. 7 September
2005. Diakses 13-11-2008.
4.
(Inggris) Christopher G. Goetz, MD (2007). Textbook of Clinical
Neurology, 3rd ed. Saunders. ISBN-13: 978-1-4160-3618-0.